Daftar isi
A. Pengertian Penyakit HIV/AIDS
1. Virus HIV (Human Immunodeficiency Virus)
HIV adalah virus atau jasad renik yang sangat kecil yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia. Bentuk HIV seperti binatang bulu babi (binatang laut) yang berbulu tegak dan tajam. Tubuh manusia mempunyai sel-sel darah putih yang berfungsi untuk melawan dan membunuh bibit-bibit atau kuman-kuman penyakit yang masuk ke tubuh manusia. Dengan demikian sel-sel darah putih melindungi seseorang dari jatuh sakit. Inilah yang disebut kekebalan tubuh manusia, yang merupakan daya tahan tubuh seseorang.
2. Penyakit AIDS
AIDS singkatan dari Acquired Immune Deficiency Syndrome. Syindrome yang bahasa Indonesianya adalah Sindroma, merupakan kumpulan gejala dan tanda penyakit. Deficiency dalam bahasa Indonesia berarti kekurangan. Immune berarti kekebalan, sedangkan Acquired berarti diperoleh atau didapat. Dalam hal ini, "diperoleh" mempunyai pengertian bahwa AIDS bukan karena keturunan. AIDS diartikan sebagai kumpulan tanda dan gejala penyakit akibat hilangnya atau menurunya sistem kekebalan tubuh seseorang. AIDS merupakan face terminal (akhir) dari infeksi HIV.
Baca Juga: Tanaman Yang Berkhasiat Yang Belum Diketahui || 10 Tanaman Obat.
B. Bahaya Penyakit HIV/AIDS
Bahaya Besar Penyakit HIV/AIDS, yaitu:
1. AIDS merupakan kumpulan gejala penyakit yang disebabkan oleh virus HIV yang mudah menular dan mematikan. Virus tersebut merusak sistem kekebalan tubuh manusia, dengan akibat turunnya/hilangnya daya tahan tubuhnya sehingga mudah terjangkit dan meninggal karena infeksi, kanker lainnya. Dan sampai saat ini belum ditemukan vaksin pencegah atau obat untuk penyembuhannya.
2. Kematian. Menurut perhitungan WHO (1992) tidak kurang dari 3 orang di seluruh dunia terkena infeksi virus AIDS setiap menitnya. Dan yang mengerikan adalah jumlah penderita 70% adalah kalangan remaja/usia produktif.
3. Serangan bagi anak muda. Kelompok resiko tinggi terjangkit penyakit bahaya ini adalah homoseksual, heteroseksual, promiskuitas (Perkawinan lebih dari satu), penggunaan jarum suntik pecandu narkotika dan free sex serta orang-orang yang mengabaikan nilai-nilai moral, etika, dan agama (khususnya para remaja usia 13-25 tahun).
4. Tak bermoral. Pola dan gaya hidup berat sebagai konsekuensi modernisasi, industrialisasi, dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, telah menyebabkan perubahan nilai kehidupan yang cenderung mengabaikan nilai-nilai moral, etika, dan agama, termasuk nilai-nilai hubungan seksual antar individu.
5. Permasalahan lain yang berdampak sangat tinggi bagi penularan virus AIDS adalah remaja yang meninggalkan rumah tanpa izin dan menjadi anak jalanan, dan tuna susila yang melakukan seksual aktif dan pecandu narkoba secara bebas dan tidak terjaga kebersihan/kesehatannya.
6. Bunuh Diri. Jika seseorang menderita penyakit ini, maka akan menimbulkan depresi yang mendalam, semangat hidup rendah dan hilang kepercayaan diri. Permasalah ini telah banyak memakan korban jiwa, sebab dari mereka-mereka yang terjangkit penyakit ini selalu mengakhiri penyakitnya dengan bunuh diri.
7. Gila. Orang yang hilang kepercayaan diri, banyak yang dijahui orang karena penyakit yang dideritanya ini akan menimbulkan stres yang begitu berat, jika stres yang diderita terus dibiarkan maka akan menyebabkan kegilaan alias tidak mempunyai kesadaran normal.
C. Penularan Penyakit HIV/AIDS
1. Cara penularan HIV/AIDS
Penularan terjadi bila ada kontak atau percampuran dengan cairan tubuh yang mengandung HIV, yaitu melalui:
a) Hubungan seksual dengan seseorang yang mengidap HIV. Hubungan ini bisa homoseksual maupun heteroseksual.
b) Alat jarum suntik lainnya (akupuntur, tindak, tato) yang tercemar oleh HIV. Oleh sebab itu akan mudah menularkan HIV diantara mereka bila salah satu diantaranya seorang pengidap HIV.
c) Ibu hamil yang mengidap HIV kepada bayi yang dikandungnya.
2. Gejala penularan HIV/AIDS
Gejala penularan HIV/AIDS terjadi beberapa hari atau beberapa minggu setelah terinfeksi HIV, seseorang mungkin akan menjadi sakit dengan gejala-gejala seperti flu, yaitu:
a) Demam
b) Rasa lemah dan lesu
c) Sendi-sendi terasa nyeri
d) Batuk
e) Nyeri tenggorokan
Gejala ini hanya berlangsung beberapa hari atau beberapa minggu saja lalu hilang dengan sendirinya.
Gejala selanjutnya adalah memasuki tahap dimana sudah mulai timbul gejala-gejala yang mirip dengan gejala-gejala penyakit lain, yaitu:
a) Demam berkepanjangan
b) Penurunan berat badan ( lebih dari 10% dalam waktu 3 hari )
c) Kelemahan tubuh yang menggangu/ menurunkan aktivitas fisik sehari-hari
d) Pembengkakkan kelenjar leher, lipat paha, dan ketiak
e) Diare atau mencret terus menerus tanpa sebab yang jelas
f) Batuk dan sesak nafas lebih dari 1 bulan secara terus-menerus
g) Kulit gatal dan bercak-bercak merah kebiruan
Gejala-gejala di atas ini memang tidak khas, karena dapat juga terjadi pada penyakit-penyakit lain. Namun gejala-gejala ini menunjukkan sudah adanya kerusakan pada sistem kekebalan tubuh.
Gejala AIDS yang timbul:
a) Radang paru
b) Radang saluran pencernaan
c) Radang karena jamur di mulut dan kerongkongan
d) Kanker kulit
e) TBC
f) Gangguan susunan saraf
Pada umumnya penderita AIDS akan meninggal dunia sekitar 2 tahun setelah gejala AIDS ini muncul.
3. Hal-hal yang tidak menularkan HIV
Sebagaimana telah disebutkan, HIV mudah mati di luar tubuh manusia. Oleh sebab itu HIV tidak dapat ditularkan melalui kontak sosial sehari-hari seperti:
a) Bersenggolan dengan pengidap HIV
b) Berjabat tangan
c) Penderita AIDS bersin atau batuk-batuk di depan kita
d) Sama-sama berenang di kolam renang
e) Menggunakan WC yang sama dengan pengidap HIV
f) Melalui gigitan nyamuk dan serangga lainnya
Baca Juga: 5 Alat Optik Yang Harus Kamu Ketahui
D. Pencegahan Penyakit HIV/AIDS
1. Pencegahan Penularan Melalui Hubungan Seksual
a. Tidak melakukan hubungan seksual sebelum menikah ( Abstinence ). Hubungan seksual hanya dilakukan melalui pernikahan yang sah.
b. Bila telah menikah, hanya mengadakan hubungan seksual dengan pasangan sendiri, yaitu suami dan istri sendiri. Tidak mengadakan hubungan seksual diluar nikah.
c. Bila salah satu pasangan sudah terinfeksi HIV maka dalam melakukan hubungan seksual harus menggunakan pengaman berupa kondom sutra secara benar dan konsisten. Ketiga konsep pencegahan diatas ini dikenal dengan istilah ABCE ( Abstinence, Be faithful, Condom, Education ).
d. Mempertebal iman dan taqwa agar tidak terjerumus ke dalam hubungan hubungan seksual diluar nikah.
2. Pencegahan Penularan Melalui Darah
a. Transfusi darah
Harus dipastikan bahwa darah yang digunakan untuk transfusi tidak tercemar HIV. Perlu di anjurkan pada seseorang yang HIV (+) atau mengidap virus HIV dalam darahnya, untuk tidak menjadi donor darah. Begitu pula dengan mereka yang mempunyai perilaku beresiko tinggi, misalnya sering melakukan hubungan seks dengan berganti-ganti pasangan.
b. Penggunaan produk darah dan plasma
Sama halnya dengan darah yang digunakan untuk transfusi, maka terhadap produk darah dan plasma ( cairan darah ) harus dipastikan tidak tercemar HIV.
c. Penggunaan alat suntik, dan alat lain yang dapat melukai kulit
Penggunaan alat-alat seperti jarum suntik, alat cukur, alat tusuk untuk tindik, perlu memperhatikan masalah sterilisasinya. Tindakan desinfeksi dengan pemanasan atau larutan desinfektan merupakan tindakan yang sangat penting untuk dilakukan.